Selamat sore.. Kali ini saya akan sedikit menceritakan perjalanan saya dari jakarta ke Surabaya pada tanggal 28 Agustus 2016. Perjalanan ini sangat mendadak karena istri harus pindah tempat kerja dari Jakarta ke Surabaya. Tanggal 27 sore saya baru berhasil mendapatkan tiket bus Pahala Kencana. Sebenarnya saya tidak berencana menggunakan bus Pahala Kencana tetapi ingin menggunakan bus Gunung Harta. Tetapi ketika saya tiba di terminal Pondok Pinang saya menjumpai agen GH sudah tidak berada di tempat. Kemudia saya melihat agen PK masih buka dan saya segera menghubungi agennya. Tiket PK Jakarta - Surabaya saya tebus dengan harga Rp 280.000. Awalnya ketika saya menanyakan apakah masih ada tempat duduk hot seat untuk dua orang, agen bilang sudah habis tinggal yang belakang. Tetapi karena saya sedikit memaksa akhirnya agen berkenan memberikan tiket hot seat untuk saya dan istri saya. Rejeki saya ini, pesen mepet hari H di weekend masih bisa dapat hot seat. Karena saya tinggal di Pancoran dan cukup jauh ke terminal pondok pinang saya minta ke agennya agar saya bisa nunggu di terminal pasar minggu. Agen bilang bisa tunggu di pasar minggu dan bis akan tiba sekitar pukul 13.30.
Akhirnya esok hari nya pukul 13.00 saya berangkat dengan istri saya dari Pancoran ke terminal Pasar Minggu. Sampai terminal Pasar minggu bus masih belum terlihat. Bus baru datang sekitar 13.45 wib dan terlihat penumpang sudah terisi sekitar 80 persen. Bus yang saya naiki ini menggunakan karoseri Nusantara Gemilang Aluminium body yang lebih ringan dan bermesin MB 1526 non airsus
|
hiburan berupa dangdut koplo brodin |
. Ternyata banyak yang naik dari terminal pasar minggu dan rata - rata adalah orang Madura terlihat dari logat bicaranya yang khas. Rata - rata orang Madura kalau mudik ke daerahnya seperti mau pindahan, barang bawaanya banyak banget bisa berkardus - kardus. Kernet cukup kesulitan mengatur bagasi agar semua barang bawaan bisa masuk. Kemudian pukul 14.00 bus berangkat meninggalkan terminal pasar minggu dan menuju agen PK Jatiasih untuk ambil penumpang. Pukul 14.15 masuk Agen Jatiasih untuk ambil penumpang dan berangkat pukul 14.20 dengan kondisi bangku terisi semua. Sepertinya PK menjadi bus favorit orang Madura untuk pulang pergi Jakarta - Madura. Kondisi JORR hari itu cukup lengang sehingga bus bisa dipacu dengan kecepatan maksimal.
|
sopir PK HT5045 |
Bus PK dengan karoseri Nusantara Gemilang ini memiliki total seat 34 seat dengan 9 baris di lajur kiri dan 8 baris di lajur kanan. Terdapat sandaran kaki pada masing - masing tempat duduk dan bis juga memiliki sekat antara ruang driver dan penumpang. Jika anda duduk di barisan terdepan jarak antara bangku dengan pembatas sangat sempit. Saya saja yang tinggu cuma 160 cm merasa kesempitan dan kaki harus nekuk sepanjang jalan. Supaya kaki tidak nekuk leg rest terpaksa tidak dipakai tetapi tetep terasa sempit dan kaki sempat kram karena posisi nekuk yang lama. TV dan audio sebenarnya berfungsi dengan baik te
tapi crew hanya sebentar saja menyalakan TV dengan tontonan dangdut koplo. Terasa sekali crew asal - asalan menyalakan hiburan penumpang itu karena lagunya hanya satu dan terus diulang ulang dengan suara yang hampir tidak terdengar. Durasi menyetelnya pun hanya sebentar kemudian dimatikan.
|
Snack roti dan air mineral |
Pukul 14.45 bus memasuki Pom bensin yang terletak di Tambun Bekasi untuk isi solar. Disini sudah terlihat banyak armada Pahala Kencana yang juga mengisi solar. Selain itu di pom bensin ini juga menjadi langganan Gunung Harta mengisi solar. Entah kenapa sangat lama bus ini mengisi solar disini. Sudah beberapa kali di lewati armada PK yang mengisi solar sebelum bus ini. Sepertinya ada
masalah komunikasi antara crew dengan manajemen menyangkut uang jalan karena terlihat crew beberapa kali menghitung uang takut salah hitung mungkin. Selepas isi solar kernet membagikan snack berupa roti dan air mineral gelas, lumayan lah untuk mengganjal perut yang lapar.
|
PK MB1526 di pom tambun bekasi |
Pukul 15.30 bus melanjutkan perjalanan. Kondisi Jalan tol Cikampek hari itu tampak sangat lancar sehingga bus bisa melaju dengan kecepatan penuh. Akan tetapi entah kenapa bus Pk yang saya naiki tidak bisa dipacu dengan kecepatan maksimal. Speed rata - rata berkisar 95 kmph cukup jauh dibawah catatan maksimal bus PK madura. Dulu ketika saya naek Haryanto dan membuntuti PK madura dengan mesin sama, HR 137 yang saya naiki perlu menekan gas dalam - dalam hingga speed lebih dari 140 kmph untuk menyalip bus ini. Kecepatan PK saat itu sekitar 125 kmph jadi kecepatan bus yang saya naiki jauh dari catatan terbaiknya.
sekitar pukul 17.30 bus sudah melewati exit tol Palimanan dan bus keluar dari Jalan tol ke arah
|
menu makan di RM Aroma |
|
Bus di RM Aroma |
Pantura. Sekitar pukul 18.00 bus masuk ke rumah makan Aroma untuk melakukan Ishoma. Sudah banyak terlihat armada PK Madura yang berangkat ke timur. Setelah saya menyelesaikan makan malam, saya menilai menu makan malam di RM Aroma ini jauh dibawah pelayanan rumah makan tempat singgah bus malam yang lain. Sistem pengambilan menu yang tidak prasmanan, air minum cuma disediakan air mineral gelas dan cuma dijatah 1 gelas, dan menu yang tidak variatif menjadi nilai minus dari RM Aroma ini. Entah karena uang makan yang kurang dari pihak manajemen PK atau dari pihak manajemen sendiri yang pelit.
|
OT GH SHD JKT-MLG
|
|
OT Laju Prima SHD 192 |
Kemudian pukul 18.00 bus meninggalkan rumah makan Aroma dan melanjutkan perjalanan menyusuri pantura. Entah kenapa bus yang biasanya sangat garang di pantura dengan melibas dengan mudah bus malam yang lain entah kenapa malam itu terlihat kalem. Bus lebih memilih mengekor Putera Mulya yang bermesin MB 0500R 1836 SHD daripada menyalipnya. Menjelang kota Brebes oleh polisi semua kendaraan truk dan bus dari arah barat diarahkan masuk ke Jalan tol karena ada perbaikan jalan pantura di sekitar kota brebes. Disini bus dipacu dengan kecepatan sedang dan pukul 19.38 bus sampai di exit tol brebes yang dikenal sebagai brebes exit. Disini bus berjumpa dengan Gunung Harta SHD bermesin MB 1836 yang ditemui ketika isi solar di bekasi. Ketika PK masuk bus GH sudah selesai isi solar. Selain itu terlihat Laju Prima SHD dengan nomor lambung 192 tidak diketahui jurusan mana ini.
|
perbaikan di pemalang |
Kemudian ketika sampai di Pemalang sekitar pukul 20.45 bus berhenti untuk membersihkan semacam tabung tapi tidak tahu apa nama spare part itu. Cukup lama bus berhenti disini sekitar 45 menit. Setelah tabung tadi di bersihkan dengan high pressure kompressor laju bus terasa ringan sekali. Laju mesin di putara bawah terasa sangat ringan dan cepat. Suara raungan mesin MB 1526 terasa dengan kerasnya sampai kabin depan. Nampaknya setelah tabung tadi dibersihkan b
us kembali ke performa
|
OT Putera Mulya di Brexit |
terbaiknya. Benar saja bus dengan lincah menyalip kendaraan - kendaraan di depannya. Bus dengan lincah mosak - masik blong kanan kiri di pantura. Sekitar pukul 11 malam bus memasuki RM Sendang Wungu di Waleri untuk istirahat yang kedua kalinya. Disini bus beristirahat sekitar 20 menit sebelum melanjutkan lagi perjalanan ke Surabaya.
Selepas ini saya terlelap karena tidak dapat menahan kantuk tetapi saya merasakan justru selepas Sendang Wungu ini driver makin menggila. Beberapa armada HR disalipnya juga Karina yang sama - sama jurusan JKT - Madura. Akan tetapi karena kantuk yang sangat saya terpaksa melewatkan pertunjukan ini. Ketika bangun bus sudah memasuki RM Taman Sari Tuban sebagai peristirahatan yang ketiga dan jam menunjukan pukul 04.15. Disini hanya terlihat satu armada PK Madura yang sedang beristirahat, tidak terlihat armada PK madura lain yang biasanya banyak dijumpai, entah belum sampai atau sudah berangkat duluan.
|
PK ketika di RM Tamansari |
Pukul 04.45 bus meninggalkan RM Taman Sari Tuban, disini bus tetap dengan style nya yang mosak masik dan alhasil Tuban Lamongan ditempuh dalam waktu 1.5 jam. Pukul 06.15 bus memasuki lamongan akan tetapi di lamongan terjadi kemacetan panjang efek dari perbaikan perlintasan KA di depan RS Muhammadiyah Lamongan. Karena perbaikan jadi kendaraan dari timur dan barat harus bergantian melewati perlintasan itu. Selepas dari kemacetan itu bus berjalan santai beriringan dengan PK yang ketemu di RM Taman Sari dan
Karina yang di salip di Rembang. Pukul 07.30 bus memasuki kota Surabaya. Sebetulnya saya ingin turun di Dupak tetapi karena bus tidak melewati Dupak saya terpaksa turun di Jalan Jakarta.
Dari perjalanan menaiki bus ada beberapa kesimpulan yang bisa di ambil :
- Harga tiket 280 ribu untuk Jakarta - Surabaya
- Tempat duduk kelas executive 34 seat terasa sempit walau untuk saya yang tinggi hanya 160 cm
- Pelayanan RM Aroma perlu ditingkatkan untuk menu makannya
- Waktu istirahat perlu dipersingkat supaya bus bisa sampai SBY subuh sehingga bisa kejar jam kerja
- Fasilitas audio video perlu digunakan untuk menghibur penumpang jangan hanya untuk pajangan saja.
- Bus termasuk sangat bagus untuk urusan kecepatan, sangat lincah menerjang kepadatan pantura. Recommended untuk yang doyan kebut - kebutan.